Sastra Pesantren
Apa itu Sastra Pesantren?
Berbicara tentang sastra tentunya akan melibatkan karya yang banyak dan beragam, dengan banyak karya sastra, baik cerpen, puisi, drama, novel. Karya sastra adalah imajinasi, hasil kreativitas pengarang. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan dan fakta kehidupan dalam bentuk tulisan.
Sastra pesantren mungkin sudah menjadi hal tidak asing lagi dalam perbincangan kesusastraan kita, dengan begitu “sastra pesantren” masih mencari tentang kejelasan di tengah munculnya sastra sufistik, ataupun sastra islami dan sebagainya. Selama ini sastra pesantren sudah banyak berkembang seperti cerpen, puisi, drama, novel. Bisa dibilang sastra pesantren perkembangnya dinamis mulai dari cetak maupun digital.
Menurut Prof.Yuwana Sastra pesantren merupakan karya-karya sastra yang dibuat oleh kiai atau santri dengan berlatar kehidupan di pondok pesantren. Beliau juga menjelaskan ada tiga bahasan sastra pesantren yakni: sastra lisan,sastra tradisional dan sastra Indonesia modern. Untuk sastra lisan dikalangan masyrakat kurang mendapatkan pengakuan. Sedangkan untuk sastra tradional bisa di katakan seperti seorang kiai menyalin sastra Arab, nah kegiatan itu bisa dikatakan sebagi menulis manuskrip karena pada zaman dahulu belum ada mesin cetak.
Satra pesantren pun sebenarya sama dengan karya sastra yang lain namun memiliki ciri tersendiri. Kriteria sastra pesantren itu adalah Ta’abuddi dan Taffaquhi. Penulis sangat setuju sekali dengan kedua kriteria tersebut. Ta’abuddi yang dimaknai sebagai pemahaman keagamaan yang harus diikuti tanpa harus mempertanyakan alasan dibalik sebuah perintah syariah agama. Dengan kata lain sastra pesantren itu mengajak pembacanya untuk beribadah. Sementara Taffaquhi yang dimaknai sebagai pemahaman keagamaan yang dilahirkan dari semangat diturunkan hukum Islam. Pada sastra pesantren ta’ffaquhi mengajak pembaca untuk lebih paham tentang agama islam dan mengamalkanya. Dalam sastra semua orang bisa berkarya tetapi sastra pesantren tidak hanya berkarya tapi beribadah untuk lebih dekat dengan ALLAH SWT.