November 2, 2024

Selamatkan Lingkungan dengan Daur Ulang

Sampah selalu identik dengan barang tidak terpakai yang mengganggu lingkungan. Namun, di tangan orang yang tepat sampah justru bisa menjadi barang bermanfaat. Hal itulah yang diterapkan siswa SMP dan SMA ITMA pondok pesantren Al-Aqobah Desa Kwaron, Diwek, Jombang, dalam kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema gaya hidup berkelanjutan. Gaya hidup berkelanjutan (sustainable lifestyle) merupakan gaya hidup yang memiliki tujuan menyeimbangkan kehidupan antara manusia dengan lingkungan. Dari situlah, siswa termotivasi untuk turut menjaga lingkungan dengan cara mendaur ulang barang bekas menjadi kreasi yang cantik.

Siswa kelas 10 memilih plastik dan koran sebagai bahan utama pembuatan kerajinan, sementara siswa kelas 11 menggunakan kain perca. Plastik dan kain perca dipilih karena dua jenis sampah tersebut susah terurai sehingga harus didaur ulang. Dalam kegiatan P5, plastik dan koran digunakan untuk membuat gaun yang anggun, sementara kain perca untuk membuat ikat rambut, bros, dan kipas lipat.

Proses pembuatan gaun dari koran dan kresek dilakukan oleh gabungan siswa kelas 7 dan 10, dimulai dari pengumpulan koran bekas dan kresek yang sudah tidak terpakai serta pengumpulan bahan-bahan lain seperti kawat, lem, dan karung bekas. Langkah pertama, siswa membuat kerangka dari kawat disesuaikan dengan ukuran tubuh siswa. Selanjutnya karung ditempelkan pada kerangka sebagai lapisannya. Setelah itu, potongan-potongan koran dan plastik ditempelkan ke karung hingga terbentuk gaun yang anggun.

Tak hanya itu, siswa juga memanfaatkan triplek bekas untuk membuat lukisan Nusantara. Siswa membeli beberapa cat warna merah, kuning, hijau, dan lain-lain. Kemudian beberapa siswa mulai menggambar peta Indonesia. Siswa yang lain menggambar dan melukis budaya khas masing-masing daerah di peta, seperti rumah adat, flora, fauna, dan lainnya.

Di tempat yang berbeda, siswa kelas 11 memotong kain perca sesuai pola. Selanjutnya pola dijahit menggunakan tangan menjadi pita dan ikat rambut. Di tahap inilah kreativitas dan keterampilan siswa sangat diperlukan. Terakhir, produk dikemas dan siap dijual. Siswa membutuhkan waktu empat hari untuk menyelesaikannya.

Gaun kreasi siswa kelas 10 kemudian ditampilkan saat fashion show Gelar Karya pada Sabtu (22/06/24) di Aqobah International School, sementara produk siswa kelas 11 dijual di acara yang sama. Gelar Karya merupakan agenda pertunjukan tahunan di pondok pesantren Al-Aqobah. Pada acara tersebut siswa menampilkan berbagai pertunjukan seperti tari kreasi, pertunjukan olah raga, musikalisasi drama, dan lain sebagainya yang dilaksanakan bertepatan dengan wisuda kelas akhir.

Acara gelar karya dibuka oleh Gus Ahmad Kanzul Fikri pukul 13.30, dilanjutkan  dengan penampilan dari siswa Al-Aqobah 1, Al-Aqobah 4, dan Aqobah International School secara bergantian. “Ini acara yang luar biasa. Penampilan anak-anak sangat beragam. Acaranya pun sudah terkonsep dengan sangat bagus sehingga berjalan dengan lancar dan meriah,” kata Bu Lilik Karimah, Kepala SMA ITMA Al-Aqobah.

BIODATA PENULIS

Mazayanizzahrah Al-mu’tashim

Siswa SMA ITMA Al-Aqobah Jombang

mazayanizzahrah37@gmail.com