November 21, 2024

Membangun Semangat Belajar Bersama Dr. Muath Khalil Amayreh

Senin, 21 November 2024 – Pondok Pesantren Al-Aqobah menggelar acara inspirational talk bersama Dr. Muath Khalil Amayreh, dosen senior dari Albukhary International University, Malaysia. Bertempat di Masjid Asshofa Aqobah 4, kegiatan ini dihadiri oleh para santri dan civitas akademika Aqobah 1 dan 4. Seminar bertajuk “Upgrading Aqobah’s Teachers by Empowering Social Bussiness Skill” ini menjadi momen penting bagi para guru dan santri untuk belajar dan berkontribusi lebih besar dalam bidang pendidikan serta kewirausahaan sosial.

Dr. Muath membuka seminar dengan menyampaikan rasa kagumnya terhadap Indonesia, khususnya pada Pondok Pesantren Al-Aqobah yang bersikap terbuka terhadap penggunaan teknologi. Meskipun berbasis pesantren, Al-Aqobah menunjukkan adaptivitas yang tinggi terhadap perkembangan teknologi yang ada. Hal ini, menurut Dr.Muath, merupakan langkah positif yang sejalan dengan era modern saat ini.

Dalam sesi seminar, Dr. Muath memberikan motivasi mengenai pentingnya memperjuangkan impian bagi santri. Beliau menekankan bahwa mimpi dan harapan para santri memiliki dampak besar bagi masa depan bangsa, sekecil apa pun impian tersebut. Oleh karena itu, beliau mengajak para santri untuk membangun semangat belajar yang kuat guna mewujudkan cita-cita mereka. Dr. Muath juga mengingatkan bahwa jalan meraih cita-cita pasti diwarnai oleh berbagai rintangan. “Jangan mudah menyerah apalagi putus asa,” pesannya. Beliau menekankan agar setiap cita-cita yang dimiliki selalu didedikasikan untuk memberikan kebermanfaaatan bagi sesama.

Sebagai penutup, Dr. Muath mendoakan agar para siswa Al-Aqobah dapat melanjutkan pendidikan hingga ke luar negeri. Beliau berpesan agar mereka tetap memegang teguh nilai-nilai Islam saat berada di lingkungan internasional nantinya. Santri harus membuka wawasan seluas mungkin, namun tetap kritis dalam menyaring budaya asing yang mungkin tidak sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan di pesantren, jangan sampai kita kehilangan identitas sebagai seorang muslim. Acara ini tidak hanya menginspirasi para santri untuk lebih berani bermimpi, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya tanggung jawab dalam mewujudkan mimpi-mimpinya tersebut.